Zaman baru boleh datang. Tapi, warisan masa lampau jangan sampai musnah. Agaknya Pemerintah Korea Selatan menyadari benar hal ini. Karena itu, jangan heran bila di jantung Kota Seoul, di antara keangkeran bangunan-bangunan tinggi, masih terdapat perkampungan tradisional masyarakat Korea. Namsangol Traditional Garden, demikian namanya, menunjukkan keseriusan pemerintah setempat mempertahankan dan melestarikan budaya leluhur.
Perkampungan yang terletak di kaki Gunung Namsan ini masih terlihat asli dan tradisional. Arsitektur rumah juga sangat khas dengan bentuk atap yang mirip bangunan kuil. Batu dan kayu gunung mendominasi struktur bangunan. Dulunya perkampungan ini dihuni berbagai macam kalangan, mulai rakyat jelata hingga raja. Dan selama pemerintahan Dinasti Choson (1392-1910), perkampungan ini dikenal sebagai tempat peristirahatan musim panas. Letaknya di kaki gunung membuat udara sangat sejuk.
Umumnya rumah tradisional Korea terdiri dari beberapa bagian. Tapi biasanya memiliki sebuah halaman luas di depan rumah. Gunanya sebagai tempat pertunjukan berbagai bentuk kesenian seperti musik dan tari-tarian. Uniknya, antara satu rumah dengan rumah lain dihubungkan dengan satu pintu gerbang khas yang tak terlalu tinggi.
Wisatawan juga masih dapat menikmati Istana Kyungbok Palace, istana utama Dinasti Choson yang dibangun sekitar 1395. Tanahnya cukup luas, sekitar 40 hektare dan terdiri dari beberapa bangunan. Istana ini masih dijaga prajurit yang berpakaian kerajaan masa silam lengkap dengan atributnya. Sesekali mereka melakukan upacara layaknya zaman silam. Salah sebuah istana yang menarik adalah yang terletak di tengah-tengah kolam. Bangunan ini merupakan tempat bersantai raja dan keluarganya.
Lokasi wisata lain di Negeri Ginseng adalah Pulau Nami yang berada di Provinsi Gangwon. Dulunya pulau ini tak begitu dikenal. Namun, kini pulau ini kebanjiran pengunjung baik turis lokal maupun mancanegara. Ini setelah Pulau Nami menjadi lokasi syuting drama seri populer Winter Sonata.
Nama Nami sendiri dicomot dari nama Jenderal Nami. Ia adalah pahlawan Negeri Ginseng yang gugur pada 1965, saat Perang Korea berkecamuk. Usianya saat itu baru berusia 27 tahun. Untuk menghormati jasanya, pemerintah setempat menamakan pulau sesuai namanya. Di pulau ini jugalah sang pahlawan dimakamkan. Pengunjung masih dapat melihat kuburannya di pulau ini.
Tidak terlalu sulit buat mencapai Pulau Nami. Jaraknya dari Seoul hanya sekitar satu setengah jam. Pendatang dapat menggunakan kereta api, bus hingga mobil pribadi. Sesampainya di dermaga setempat, dengan menggunakan feri, dalam lima menit pengunjung akan sampai di Pulau Nami. Jangan lupa membeli tiket kapal seharga 5.000 won atau sekitar Rp 50 ribu.
Di Pulau Nami, wisatawan dapat rileks sembari menikmati pemandangan berupa rangkaian pohon pinus, pasir, dan danau. Malas berjalan menyusuri pulau--luasnya sekitar 400 ribu meter per segi dan berdiamater enam kilometer--tersedia tempat penyewaan sepeda. Untuk menyewa selama 30 menit, diharuskan membayar 3.000 won atau sekitar Rp 30 ribu. Kalau lapar, tersedia restoran yang menyajikan masakan khas Korea
Perkampungan yang terletak di kaki Gunung Namsan ini masih terlihat asli dan tradisional. Arsitektur rumah juga sangat khas dengan bentuk atap yang mirip bangunan kuil. Batu dan kayu gunung mendominasi struktur bangunan. Dulunya perkampungan ini dihuni berbagai macam kalangan, mulai rakyat jelata hingga raja. Dan selama pemerintahan Dinasti Choson (1392-1910), perkampungan ini dikenal sebagai tempat peristirahatan musim panas. Letaknya di kaki gunung membuat udara sangat sejuk.
Umumnya rumah tradisional Korea terdiri dari beberapa bagian. Tapi biasanya memiliki sebuah halaman luas di depan rumah. Gunanya sebagai tempat pertunjukan berbagai bentuk kesenian seperti musik dan tari-tarian. Uniknya, antara satu rumah dengan rumah lain dihubungkan dengan satu pintu gerbang khas yang tak terlalu tinggi.
Wisatawan juga masih dapat menikmati Istana Kyungbok Palace, istana utama Dinasti Choson yang dibangun sekitar 1395. Tanahnya cukup luas, sekitar 40 hektare dan terdiri dari beberapa bangunan. Istana ini masih dijaga prajurit yang berpakaian kerajaan masa silam lengkap dengan atributnya. Sesekali mereka melakukan upacara layaknya zaman silam. Salah sebuah istana yang menarik adalah yang terletak di tengah-tengah kolam. Bangunan ini merupakan tempat bersantai raja dan keluarganya.
Lokasi wisata lain di Negeri Ginseng adalah Pulau Nami yang berada di Provinsi Gangwon. Dulunya pulau ini tak begitu dikenal. Namun, kini pulau ini kebanjiran pengunjung baik turis lokal maupun mancanegara. Ini setelah Pulau Nami menjadi lokasi syuting drama seri populer Winter Sonata.
Nama Nami sendiri dicomot dari nama Jenderal Nami. Ia adalah pahlawan Negeri Ginseng yang gugur pada 1965, saat Perang Korea berkecamuk. Usianya saat itu baru berusia 27 tahun. Untuk menghormati jasanya, pemerintah setempat menamakan pulau sesuai namanya. Di pulau ini jugalah sang pahlawan dimakamkan. Pengunjung masih dapat melihat kuburannya di pulau ini.
Tidak terlalu sulit buat mencapai Pulau Nami. Jaraknya dari Seoul hanya sekitar satu setengah jam. Pendatang dapat menggunakan kereta api, bus hingga mobil pribadi. Sesampainya di dermaga setempat, dengan menggunakan feri, dalam lima menit pengunjung akan sampai di Pulau Nami. Jangan lupa membeli tiket kapal seharga 5.000 won atau sekitar Rp 50 ribu.
Di Pulau Nami, wisatawan dapat rileks sembari menikmati pemandangan berupa rangkaian pohon pinus, pasir, dan danau. Malas berjalan menyusuri pulau--luasnya sekitar 400 ribu meter per segi dan berdiamater enam kilometer--tersedia tempat penyewaan sepeda. Untuk menyewa selama 30 menit, diharuskan membayar 3.000 won atau sekitar Rp 30 ribu. Kalau lapar, tersedia restoran yang menyajikan masakan khas Korea
0 komentar:
Posting Komentar
terima kasih karna tlah berkunjung ke sharetex...
silahkan di komen....